Sabtu, April 19, 2025
Google search engine
BerandaBojonegoroKita Harus Menjadi Negara Sukses, Bukan Negara Gagal

Kita Harus Menjadi Negara Sukses, Bukan Negara Gagal

Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Dalam rangka memantapkan semua program pembangunan di jajaran Pemkab Bojonegoro, Kamis (26/01/2017) dilaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Pembangunan Daerah tahun 2017. Dengan tema “Jadikan Wong Jonegoro Yang Lebih Sehat Lebih Cerdas Lebih produktif dan lebih bahagia”.

Acara ini menghadirkan segenap stakeholder lintas sektoral, yakni SKPD, Camat, Kepala Desa maupun Kepala Kelurahan bersama Perangkatnya, Ketua DPRD Bojonegoro, Kejaksaan Negeri Bojonegoro, perwakilan Kepolisian, perbankan, Kepala Sekolah bersama Kepala UPT, LSM, Akademisi dan segenap stakeholder terkait.

Bahkan menariknya Divisi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Ibu Eva juga hadir. Begitu pula kehadiran organisasi wanita di Kabupaten Bojonegoro, Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Dra. Hj. Mahfudhoh Suyoto, dan Ketua dharma Wanita Persatuan (DWP) Ny Ani Soehadi Moeljono.

Mengawali sambutannya, Kang Yoto mencuplik buku Negara Gagal. Mengapa Disebut Negara gagal? karena hanya mampu menciptakan kesenjangan antara kaya dengan miskin. Sedang disebut Negara sukses, ketika kekuasaan atau politik mampu mengubah rakyat lebih sehat lebih cerdas, dan mampu mengangkat atau kesamaan.

“Mengapa hari ini kita berada disini, karena kita mempunyai mandat agar mewujudkan wong jonegoro lebih sehat lebih cerdas ,lebih produktif dan lebih bahagia. Untuk itu, mari diharapkan kita hadir dengan jiwa dan raga baik lahir maupun batin,” demikian sambutan Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto (Kang Yoto) dalam Rakor tersebut.

Selanjutnya Kang Yoto menuturkan beberapa lalu kita mendapat tamu dari Negara Finlandia. Pelajaran dari Finlandia yang disebut “the best practice in education in the world” ini, adalah Negara akan gagal jika tidak mampu meningkatkan kecakapan penduduknya, kecakapan komunikasi, kecakapan kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif.

“Belajar dari Finlandia, Negara akan gagal jika tidak mampu meningkatkan kecakapan penduduknya, kecakapan komunikasi, kecakapan kolaborasi mampu berpikir kritis mampu memahami masalah bukan dan sektarial dan keempat adalah berpikir kreatif. Untuk Bojonegoro ditambah lagi adalah mampu atau kecakapan spiritual,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Kang Yoto. Tujuan digelar Rakor ini agar dapat menyatukan pemahaman pemahaman masalah apa yang kita hadapi, dan menyadari betul apa yang harus dan akan kita kerjakan. Sesudahnya lalu memastikan kesinambungan program pembangunan tahun 2017 atas apa yang sudah dilakukan di tahun 2016.

Tujuan lainnya Rakor ini, dengan sinergi itu akan membuat kita kuat, karena dengan membuka semua kesempatan orang yang terlibat maka hasil yang akan kita dapatkan lebih besar. Terakhir, memastikan kerja tepat  cepat dan manfaat besar untuk sesama dengan dukungan inovasi dan IT yang dikembangkan oleh Pemkab Bojonegoro.

Selain itu dalam bidang ekonomi, Kang Yoto menjelaskan kebijakan Negara Amerika yang ingin mengurangi ketimpangan perdagangan Amerika dengan Cina, Menurutnya, kita tak perlu pesimis. Jika kita mampu memenuhi pangsa pasar dalam negeri, maka akan ada pertumbuhan ekonomi dalam negeri 6 persen selama beberapa tahun.

“Jangan pesimis dengan kemajuan ekonomi Amerika maupun Cina. Apabila kita focus bagaimana mengembangkan pasar dalam negeri Indonesia sendiri. Dengan cara kita harus fokus terhadap visi kita sebagai lumbung pangan dan energi. Karena jika kita bisa mampu menyediakan pangan dan energy, maka kita akan mampu bertahan,” jelasnya

Sementara itu, Eva dari divisi pencegahan KPK menyatakan apa yg dilakukan sudah sejalan dengan tata lelola pemerintahan yang baik. Yang mana apa yang dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh KPK. Ini bisa menjadi best practice  yang bisa diterapkan di daerah lainnya.

“Komitmen pimpinan utamanya Bupati dan jajaran sudah sangat mendukung apa yg diinginkan, mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Apalagi didukung dengan inovasi dan dukungan IT yang sedemikian detail,” ujar Eva.

Oleh karenanya, tambah Eva. Dirinya akan melihat langsung bagaimana pelaksanaan yang sudah dijalankannya. Bahkan dirinya meminta akses agar apa yang dipaparkan tadi bisa diikuti dan apakah benar sudah dijalankan disemua level. Sedang terkait dana desa, Eva mengharapkan, agar difokuskan benar-benar untuk pemberdayaan masyarakat.

Adapun terkait penyelenggaraan pemerintahan di Bojonegoro. Menurut Eva, komitmen pemimpin dalam hal ini Bupati, sudah sedemikian harus mendapatkan dukungan dari masyarakat maupun NGO. Jangan ada lagi kongkalikong, agar apa yang sudah dicapai bisa terus berlanjut yakni mensejahterakan masyarakat Bojonegoro

“Komitmen Bupati Bojonegoro utamanya dalam mewujudkan wong jonegoro yang sehat, cerdas dan produktif, harus didukung sinergitas semua fihak. Meskipun dengan kondisi keterbatasan anggaran sekalipun harus dipahami oleh jajaran aparat pemerintah dibawahnya, dengan tak mengurangi kinerja terbaiknya kepada masyarakat,” pungkasnya. *[JP]

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

TERPOPULER

KOMENTAR