Rabu, April 9, 2025
Google search engine
BerandaBupatiDrama Kolosal Nggugah Jadi Sarana Penyalur Spirit Menuju Kejayaan Lamongan

Drama Kolosal Nggugah Jadi Sarana Penyalur Spirit Menuju Kejayaan Lamongan

Suaraairlangga.com, Lamongan – Penampilan spesial dari Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (YES) beserta OPD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan dalam membawakan drama kolosal “Nggugah” pada Kamis (26/05/2022), di halaman Kantor Pemkab Lamongan, merupakan bentuk dari penyaluran spirit kejayaan dari masa lampau kepada masyarakat saat ini.

“Berbagai kegiatan pada HJL Ke- 453 ini kita telah berhasil melaksanakan dengan baik. Melalui ini pula kita bisa menggairahkan semangat masyarakat Lamongan setelah pandemi yang melanda. Mari melakukan kolaborasi yang inklusif untuk menuju kejayaan Lamongan yang berkeadilan,” tutur Bupati YES.

Kisah yang ditulis oleh sutradara muda dari komunitas seniman muda Kabupaten Lamongan – Sendakala rupanya terinspirasi dari penghargaan yang diraih Lamongan tingkat Nasional kategori tokoh pemerintahan daerah dari Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kendari yang digelar Februari lalu.

“Ide penulisan naskah ini terinspirasi dari penghargaan yang didapat Bapak Bupati Lamongan dari PWI Award 2022, kategori tokoh pemerintahan daerah dari anugerah kebudayaan. Tentang bagaimana Bupati Lamongan dalam merekontruksi kejayaan dari masa Airlangga, Gajah Mada, dan Adipati Lamongan pertama yaitu Rangga Hadi. Dari kisah itu kita berusaha mengangkat spirit masyarakat Lamongan atau istilahnya untuk menggugah penonton agar terinspirasi menuju kejayaan Lamongan,” terang Ahmad Shodiq saat melakukan dialog dengan Radio Suara Lamongan.

Dalam bahasa pewayangan, “Nggugah” masuk dalam kategori cerita banjaran. Yang mana mengisahkan tentang pelarian Prabu Airlangga hingga bisa sampai di tanah Lamongan dan memulai peradaban baru di Lamongan, dilanjut dengan kisah kelahiran Patih Besar Gajah Mada, ada kedermawanan Sunan Drajat yang mampu mengubah pola hidup masyarakat Pantura menuju ajaran agama Islam, dan ditutup cerita Rangga Hadi atau Mbah Lamong.

Selain menjadi media untuk menyalurkan spirit untuk warga Lamongan, pertunjukan ini juga merupakan tantangan untuk para OPD yang memerankan tokoh agar mampu menjadi pribadi yang totalitas dalam segala hal.

“Ini hal baru untuk kita para OPD, namun ini merupakan tantangan besar. Bagaimana kita menunjukkan kepada masyarakat Lamongan, bahwasanya kami sebagai pemerintah terlibat dan mau berusaha untuk mewujudkan totalitas pertunjukam HJL,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Lamongan, Zamroni yang memerankan tokoh Patih Gajah Mada. *[JP]

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

TERPOPULER

KOMENTAR