Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Pada Senin (02/12/2019), Universitas Bojonegoro (Unigoro) menjadi tuan rumah kegiatan Sosialisasi Penulisan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Angkatan II, LLDikti Wilayah VII Jawa Timur.
Kegiatan yang bertempat di The Suyitno Hall Unigoro ini dibuka oleh Rektor Unigoro, Dr. Tri Astuti Handayani dan Sekertaris LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, Dr. Widyo Winarso, serta dihadiri 74 peserta dari 52 perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur, selain itu juga para pemateri dalam pelatihan ini.
Dalam sambutannya Sekertaris LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, Dr. Widyo Winarso berharap dengan kegiatan pelatihan penulisan proposal PKM ini akan mampu meningkatkan kualitas dari proposal para mahasiswa. Karena dari perkembangannya beberapa tahun ini dalam lingkup nasional ada pasang surut dalam pengajuan proposal PKM yang diajukan para mahasiswa.
Ditambahkannya, ada poin-poin penting yang mendasari diadakannya kegiatan ini, yakni agar kualitas proposal PKM lebih bagus untuk lebih ke teknis melalui peningkatan mutu proposal, sehingga ada peluang untuk didanai.
“Empat tahun lalu biaya PKM hingga 70 Miliyar, ada yang dapat dan tidak. Perinciannya untuk biaya kegiatan, pembinaan, pendampingan proposal. Kemudian, dua tahun terakhir jumlah proposal dibatasi. Tiga tahun lalu bebas, jumlah proposal dalam lingkup nasional. Di tingkat wilayah Jawa Timur ada 380 judul yang dibiayai. Sedangkan, wilayah lain hanya 100 sampai 150 saja,” ucap Dr. Widyo Winarso.
Untuk itu, lanjutnya. Pihaknya mengharapkan agar kegiatan mahasiswa melalui ekstrakulikuler dapat terus ditingkatkan karena dapat menjadi bekal mahasiswa melatih kompetisi dan soft skill.
“Mahasiswa perlu menjalin komunikasi, kerjasama tim, kemampuan diskusi, hubungan interpersonal dan menghargai orang lain. Jangan sampai ketika mahasiswa lulus hanya modal IPK tinggi, tapi tidak diimbangi dengan pengalaman dan prestasi. Ini digalangkan ke semua Perguruan Tinggi, sehingga mahasiswa lulus dapat menggunakan pengalaman dan prestasinya di dunia kerja nanti,” harap Dr. Widyo Winarso.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa yang menjadi peserta kegiatan, Laksamana Fadian mengatakan, bahwa inovasi-inovasi secara rillnya dibutuhkan sebagai parameter-parameter bentuk kreativitas. Tentunya dibutuhkan diikuti investasi-investasi yang ada. Tetapi kadang-kadang mahasiswa tidak diikuti investasi itu sendiri. Salah satu bentuk inovasi saya memberikan akses melalui komunitas dimana mahasiswa dapat mempresentasikan karya-karyanya. Karena jika inovasi tidak terealisasi. Maka, hanya jadi pajangan saja.
“Harapan kami membuat PKM itu mendapat dukungan dari semua pihak, sehingga inovasi – inovasinya dapat direalisasikan dan bermanfaat untuk semuanya,” pungkas mahasiswa Universitas Negeri Malang tersebut bersemangat. *[JP]