Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (Unigoro), pada Kamis (26/09/2019) menggelar kegiatan Diseminasi Program Sekolah Lapang Pertanian (SLP) Tahun 2019, di Hall Griya Dharma Kusuma – Kabupaten Bojonegoro.
Diseminasi tentang Program Pengembangan Masyarakat dari ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) tersebut memaparkan hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan program pendampingan kepada para petani di Desa Gayam, Brabowan, Bonorejo dan Mojodelik, Kecamatan Gayam.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh Tim LPPM Universitas Bojonegoro, perwakilan EMCL, perwakilan para peserta, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan para awak media.
Kegiatan dibuka oleh Sekertaris LPPM Universitas Bojonegoro, Arief Januwarso, M.Si., yang menyampaikan sedikit gambaran tentang program yang telah dilaksanakan oleh EMCL dan LPPM Unigoro dalam 3 tahun terakhir.
“Kita sudah 3 tahun ini diajak bekerjasama oleh ExxonMobil dalam melakukan pendampingan kepada petani, yang mana tujuan Sekolah Lapang Pertanian ini adalah yang pertama mewujudkan petani cerdas, kedua untuk penguatan kapasitas taruna tani, dan ketiga untuk menguatkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya para petani peserta SLP,” ucapnya dalam sambutan.
Selain itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB) itu juga menyampaikan, bahwasanya selama pelaksanaan SLP tahun ini, total ada 130 peserta yang mendapatkan pendampingan, yang terdiri dari 105 petani dan 25 taruna tani.
“Pelaksanaan SLP ini juga menjadi perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh Universitas Bojonegoro,” imbuh Arief Januwarso, M.Si.
Sementara itu, Ketua LPPM Universitas Bojonegoro, Laily Agustina Rachmawati, M.Sc., menyampaikan terkait target dan capaian, dimana dalam pelaksanaan SLP tahun 2019 ini hasil panen para petani meningkat 15,4% dengan cost produksi yang menurun hingga 13% dibandingkan saat sebelum mengikuti Program SLP.
“Selain capaian hasil panen yang meningkat, capaian SLP yang kami dapatkan yakni terkait penggunaan bahan kimia anorganik oleh petani menurun hingga 30%,” terang Laily Agustina Rachmawati, M.Sc.
Selain itu, capaian lain yang dipresentasikan, yakni berdirinya Omah Labu Madu dan terbentuknya struktur pengelola dari Kelembagaan Taruna Tani di 4 desa yang mengikuti program SLP tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan dari EMCL, Ali Mahmudi mengharapkan agar setelah selesainya program SLP 3 ini, para petani dan taruna tani di Kecamatan Gayam dapat melaksanakan keberlanjutan dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan, untuk mewujudkan kesejahteraan para petani.
Acara diseminasi juga diisi dengan testimonial dari petani dan taruna tani peserta Program Pengembangan Masyarakat EMCL tersebut, yang menceritakan tentang perubahan yang terjadi dalam bertani setelah adanya pendampingan tersebut.
Selain para peserta program, hadir dalam kegiatan ini Bupati Bojonegoro yang diwakili oleh Staf Ahli, perwakilan Dinas Pertanian Bojonegoro, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda Bojonegoro, LSM, Praktisi Pertanian dan Media.
Diseminasi ini sekaligus menjadi penutup dalam pelaksanaan Program Sekolah Lapang Pertanian tahun 2019 yang merupakan tahun Ke- 3 dari LPPM Unigoro melakukan pendampingan.
Sebelumnya, pada tahun 2017 dan 2018, LPPM sudah melakukan pendampingan kepada para petani dengan total keseluruhan peserta yang didampingi mencapai 240 petani dan taruna tani. *[JP]