Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Pada Kamis (26/07/2018), Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar acara “Desiminasi Hasil Penelitian Analisis Perubahan Suhu di Wilayah Kabupaten Bojonegoro”.
Kegiatan yang bertempat di Gedung Mayor Sogo – Unigoro ini, dihadiri oleh 27 peserta undangan dari berbagai elemen, diantaranya beberapa SKPD Kabupaten Bojonegoro, DPRD, Pertamina, Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL), LSM, Media dan para pejabat struktural di Unigoro.
Dalam kegiatan tersebut, diawali dengan sambutan dari Rektor Unigoro, Slamet Kuswantoro, M.M., dan Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro (YSB) – Unigoro, Mas Arief Januarso.
“Penelitian terkait analisis perubahan suhu yang dilakukan oleh LPPM Unigoro ini, merupakan wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi para dosen di Unigoro,” demikian sambutan Ketua YSB – Unigoro, Mas Arief Januarso, saat membuka acara ini.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan paparan terkait penelitian yang telah dilakukan dan disampaikan oleh ketua tim, Ir. Harjono, M. Si., dengan didampingi oleh anggota tim lainnya yakni, Hery Mulyanti, S.Si., M.Sc., dan teknisi Ir. Zainuddin, M.T., dan Joko Purwanto, A.Md.
“Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yakni untuk membuktikan adanya perubahan suhu di Kabupaten Bojonegoro, dan menganalisis distribusi penyebaran panas yang ada. Selain itu, kita juga ingin mengetahui apakah kenaikan suhu ini hanya terjadi di Bojonegoro ataukah merata di wilayah lain,” ungkap Ketua Tim, Ir. Harjono, M.Si. dalam pemaparannya.
Ditambahkannya, untuk pengolahan data menggunakan tiga metode, yaitu tren suhu regional Jawa bagian utara menggunakan metode Mann-Kendall (MK), lalu analisis tren secara regional mengerucut pada analisis penginderaan jauh sistem thermal untuk mendapatkan sebaran titik api.
“Titik api yang telah diidentifikasi menggunakan analisis satelit digunakan sebagai acuan pemilihan lokasi pemasangan detektor suhu,” tambah Ir. Harjono.

Sedangkan untuk memantau perubahan suhu, tim memasang alat pencatat suhu dalam kelembaban yang disebut Termohygro Data Logger (TDL) yang merupakan hasil penemuan dari teknisi Unigoro, Joko Purwanto, A.Md.
Adapun pemasangan alat ditempatkan di 5 titik, yakni di Kecamatan Baureno, Dander, Ngasem, Gayam dan di area Kampus Unigoro dan dianalisis secara bertahap, secara keseluruhan penelitian ini memakan waktu hampir 4 bulan.
“Rata – rata suhu di Kabupaten Bojonegoro berada di kisaran 36,65 derajat celsius, yang tertinggi ada di Kecamatan Ngasem dengan rataan 38 derajat,” kata penemu TDL, Joko Purwanto menjelaskan.
Selain itu, diketahui juga bahwa kenaikan suhu di Bojonegoro mulai terjadi sejak tahun 2010 lalu, dengan banyak faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya adalah minimnya vegetasi dan dampak perubahan iklim global.
Laily Agustina Rahmawati, S.Si, M.Sc, selaku Ketua LPPM Unigoro menjelaskan pentingnya mengetahui perubahan suhu ini diantaranya karena mayoritas masyarakat Bojonegoro adalah petani.
“Kenapa permasalahan suhu ini penting, karena masyarakat kita mayoritas bekerja sebagai petani, perubahan suhu ini dapat berdampak pada pertanian dan kenyamanan masyarakat sendiri,” tutur Ketua LPPM Unigoro, Laily Agustina Rahmawati.
Sementara itu. Saat sesi tanya jawab dalam acara ini, terlihat rata – rata para peserta mengapresiasi penelitian yang dilakukan oleh oleh Unigoro. Terutama dari kalangan SKPD seperti Dinas Pertanian, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup dan Bappeda Bojonegoro, yang berharap agar penelitian seperti ini dapat terus dilakukan, dan agar dapat digunakan sebagai acuan penyelesaian permasalahan yang ada di Pemerintahan agar bisa diterapkan di masyarakat.
Selain itu, tim juga mendapatkan masukan untuk mengembangkan dan menambah variabel dari penelitian yang dilakukan. Dalam desiminasi yang dilakukan ini juga dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro, Dra. Nurul Azizah, MM, dan Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Drs. Hanafi, MM. *[Liq / JP]