Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Dengan semakin meningkatnya Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro. Bupati Bojonegoro, Kang Yoto, menginstruksikan kepada semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir bengawan solo.
Hal itu disampaikan Bupati sesaat sebelum melakukan inspeksi mendadak bersama Dandim 0813/Bojonegoro, Letkol Arh Redinal Dewanto, dan Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro, serta Kalak BPBD Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo ke beberapa wilayah yang terkena banjir Bengawan Solo, Jum’at (23/02/2018) tadi siang.
“Kepada seluruh warga Bojonegoro, saat ini diharuskan mulai melakukan kesiapan jika banjir datang. Tolong utamakan keselamatan, karena saat genangan seperti ini justru yang menimbulkan korban,” ucap Kang Yoto, saat melihat kesiapan salah satu tempat pengungsian di Gedung Serba Guna Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.
Ditambahkannya, selain menyiapkan tempat pengungsian, Pemkab Bojonegoro juga sudah mengaktifkan beberapa titik dapur umum, dan mendatangkan tenaga medis, serta obat – obatan untuk memantau kesehatan pengungsi. Bahkan data sementara BPBD Bojonegoro sudah memberikan bantuan berupa terpal untuk Ledok kulon dan Ledok Wetan.
“Semua element mulai TNI – Polri, dan semua lapisan mulai digerakkan, yang salah satunya adalah kesiapan menutup doorlat – doorlat yang ada di beberapa titik,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan dari Pusdalops BPBD Kab. Bojonegoro, bahwa pada hari ini Jum’at, 23 Februari 2018, tepat jam. 23.00 WIB, Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro telah masuk pada posisi Siaga 3 (Merah) dengan ketinggian 15.06 (S) (SM) dan trendnya stabil.
Adapun terkait perkembangan laporan yang masuk daerah terdampak. Diantaranya di Kecamatan / Kabupaten Bojonegoro, yakni Desa Campurejo 50 KK mulai terdampak luapan Bengawan Solo. Kemudian, Kelurahan Ledok Wetan 327 rumah tergenang, dan di Ledok Kulon 14 rumah, terjadi pada pekarangan kurang lebih 15 hektar.
Lalu Kelurahan Jetak 31 rumah, sedang Desa Semanding sawah 15 hektar. Jalan desa 250 meter, pekarangan 124 buah, kerugian kurang lebih Rp 150 juta. Serta, Kelurahan Banjarejo 179 rumah, Kelurahan Klangon 31 KK, dan Kauman15 KK.
Sedangkan laporan sementara dari Kecamatan Malo. Yakni ; Satu, Desa Tulungagung, jalan poros desa, kantor/balai desa tergenang dgn ketinggian 10 – 20 cm. 3 rumah terdampak genangan, an. Mbah Niti, Sukiti, Tasri. Dua, Desa Sudah, gedung MI, jalan poros desa, sawah sekitar 4 ha, jalan poros desa.
Tiga, Desa Kliteh, jalan poros desa, lahan pekarangan dan sawah sekitar 5 ha usia 40 hari. Jagung 8 ha umur 1 bulan.kedelai 2 ha umur 1 bulan. Empat, Desa Ngujung, jalan poros desa, lahan pertanian. Lima, Desa Rendeng, lahan pertanian/sawah kurang lebih 5 ha , umur 40 hari.
Enam, Desa Kacangan, jalan poros desa 1, 2 km ketinggian 10 – 20 cm. Lahan pertanian/sawah sekitar 6 ha umur 45 hari. Tujuh, Desa Dukohlor , jalan poros desa 1 km tergenang 10 sd 20 cm. Lahan pertanian/sawah, jagung. Delapan, Desa Kemiri , jalan poros desa, lahan pertanian/sawah tergenang kurang lebih 7 ha umur 40 hari.
Terakhir, Desa yang berada di Kecamatan Malo yang terkena banjir bengawan solo, yakni Desa Tanggir – dsn. Wengker , padi siap panen 14 ha, kacang tanah 11 ha, kacang ijo 2 ha, jagung 1 ha. Jalan poros desa sepanjang 700 meter, rumah tergenang 1 ketinggian 10 cm, an. Ny. Suyati.
Penting diketahui, bahwa Jumlah data terdampak akan terus meningkat karena, meski saat ini trend TMA Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro stabil, namun bila turun hujan maka trendnya akan naik. *[JP]
