Selasa, April 8, 2025
Google search engine
BerandaBojonegoroRaih Harta, Tahta dan Cinta, Dengan Kontribusi Nyata Hidupmu

Raih Harta, Tahta dan Cinta, Dengan Kontribusi Nyata Hidupmu

Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Dalam rangka penyusunan desain Aparatur Sipil Negara (ASN) guna pembinaan  dan peningkatan kompetensi aparatur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Maka Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bojonegoro menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengenalan Dasar Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi.

Bimtek yang berlangsung di ruang Angling Darma Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (10/04/2017) ini, dibuka Bupati Bojonegoro, Kang Yoto dan diikuti sejumlah 80 peserta pejabat struktural SKPD dilingkup Pemkab Bojonegoro, yang dibagi 3 angkatan. Terdiri dari 20 orang pejabat struktural BKPP, serta 60 Sekretaris/Pengelola SDM Aparatur SKPD. Dengan menghadirkan narasumber dari Assosiate PT People Prime Consultan.

Kepala BKPP Kabupaten Bojonegoro, Drs. Zainuddin, MM., dalam pembukaan Bimtek menyampaikan, maksud diadakan acara ini agar ASN Pemkab Bojonegoro dapat membagi tugas dan fungsi pekerjaan kepada orang yang sesuai. Sehingga pekerjaannya dapat dikerjakan oleh orang yang sesuai dan mampu untuk melakukan pekerjaan tersebut, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat dan cepat.

“Tujuan Bimtek ini adalah untuk evolusi fungsi SDM sebagai pengelola SDM disebuah organisasi, dapat memahami sistem manajemen SDM yang terintegrasi dan kaitan antar sistem, lalu mengaitkan sistem manajemen SDM terintegrasi dengan ketentuan yang mengatur ASN, juga peran penting kompetensi dalam sistem manajemen terintegrasi, dan bagaimana dampak penerapan sistem manajemen SDM terintegrasi,” ujar Zainuddin.

Bupati Bojonegoro, Kang Yoto sebelum memberi pengarahan meminta para peserta BImtek pengembangan SDM dalam rangka pemetaan kompetensi aparatur tahun 2017 tersebut untuk membayangkan, bahwa dihadapan peserta ada gunung yang tinggi menjulang, disitu juga ada keluarga yang anda ajak naik gunung, ada juga sekelompok rekan/teman anda.

Di dalam kelompok tersebut ada seorang leader yang memimpin regu tersebut, lanjut Kang Yoto. Mereka semua anda ajak untuk naik gunung. Lama-kelamaan anggota teman anda mulai berjatuhan, ada juga yang istirahat dibawah pohon mereka mulai lelah. Anda kemudian memberi semangat, memotivasi teman-teman anda untuk maju ke depan. Ketika itu juga anak anda keluarga anda merasa bahwa anda tidak peduli kepada mereka.

“Ketika tenaga, harapan, semangat mulai menurun, ketika anda juga bertanya apa tujuan anda naik ke gunung. Saat itu juga teman-teman dan keluarga salahkan keputusan anda, mencaci anda. pada saat itu juga anda harus menentukan pilihan apakah akan melanjutkan, meski memiliki banyak tantangan atau tidak melanjutkan. Dalam hidup ini tidak ada yang mudah, karena kita hidup ini di era yang penuh dengan tantangan dan kompetisi,” paparnya.

Kenapa bapak/ibu diundang kesini? Itu karena kalian dianggap hebat oleh sebagian besar orang. Untuk itu, Kang Yoto mengharapkan setelah mengikuti Bimtek ini rekan-rekan semua mendapat bekal baru, ilmu baru yang bermanfaat bagi rekan-rekan semua untuk memetakan kompetensi ASN. Karena dalam menjalani hidup menjadi ASN banyak kepahitan yang akan dialami, mulai dari hinaan, cemoohan, bahkan hujatan baik dari masyarakat, rekan kerja.

“Nanti diharapkan setelah mendapat pengarahan dari sini rekan-rekan semua bisa dapat mengetahui tugas dan fungsi masing-masing. Serta bagaimana pemetaan dalam pekerjaan. Karena dalam lingkup pemerintahan kita harus bisa mengkombinasikan antara masyarakat, akademisi, perusahaan, dan para pebisnis,” harap Kang Yoto.

Menurut Kang Yoto, hal ini bertujuan agar pemerintahan kita bisa maju kedepan. Masyarakat kita libatkan untuk mengetahui apa masalah yang mereka hadapi, pebisnis dan perusahaan punya modal dan jaringan untuk membuka lapangan kerja serta berinvestasi dalam membangun daerah kita. sedangkan akademisi untuk mengkritik dan menilai apakah kebijakan kita sudah sesuai dan tepat sasaran apa belum.

Lebih lanjut Kang Yoto menyampaikan, Bapak/Ibu sekalian kita hidup ini pasti memiliki masa lalu sendiri, baik itu masa lalu yang manis maupun yang pahit. Kita jangan terbebani dengan pikiran-pikiran negatif yang ditimbulkan oleh masa lalu negatif kita. hal itu dapat menghambat kinerja kita. kita hanya akan berkutat dalam bayang-bayang masa lalu kit.

“Kita harus berdamai dengan masa lalu kita, harus menerima masa lalu kita agar kita bisa hidup dengan tenang dan bekerja dengan baik. Kita lepaskan dendam yang kita miliki dimasa lalu kita biar tidak terbebani hidup kita. orang yang terbebani akan masa lalunya maka mereka akan susah dan berat dalam bekerja,” tandasnya.

Kang Yoto menambahkan, maka dari itu untuk dapat terlepas dari pikiran negatif kita harus sabar dalam menghadapi setiap masalah, ridho artinya dapat tersenyum dalam menghadapi maslah yang menimpa kita, sukur artinya apa saja masalah yang menimpa kita harus bisa bersukur karena itu merupakan pelajaran bagi kita, ikhlas, serta bermuhajadah. Dengan begitu kita bisa menjalani hidup dengan bahagia.

Di akhir pengarahannya Kang yoto memberikan 7 modal hidup diantaranya; Pertama niat yang baik. Kedua, Pengetahuan yang luas. Ketiga, Kemampuan komunikasi baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Keempat, Mampu berkolaborasi dengan siapapun. Kelima, Mampu berpikir kritis bukan maksud untuk menghina tapi untuk mencari jalan yang baik,

“Sedang yang Keenam, Mampu untuk berinovasi dalam menciptakan terobosan baru, terambil hidup bahagia. Hidup bahagia itu bila bisa ridho, sabar, sukur, mujahadah, ikhlas. Seseorang bila bisa dan pandai dalam no 2 – 6 tapi tidak bisa no 1 dan 7 maka itu sama saja bohong. Sehebat apapun seseorang sepandai apapun seseorang bila tidak berkontribusi itu sama saja dengan bohong besar. Harta tahta dan cinta hanya bisa didapatkan dengan melakukan kontribusi nyata dalam hidupmu,” pungkas Kang Yoto. *[JP]

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

TERPOPULER

KOMENTAR