Selasa, April 8, 2025
Google search engine
BerandaArtikelProspek Tantangan Pemuda Sampang Menyambut Pilkada 2018

Prospek Tantangan Pemuda Sampang Menyambut Pilkada 2018

Oleh: Arik Abdul Muhyi

Menjelang pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di berbagai daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk di Kabupaten Sampang, Jawa Timur pada tahun 2018 mendatang dipastikan berlangsung menarik.

Karena para kandidat Bakal Calon Bupati (Bacabup) yang akan berlaga di Pilkada Sampang mulai bermunculan ke muka. Baik dari kalangan aktivis, politisi senior sampai istri pejabat di lingkungan pemerintahan Sampang, dan kalangan lainnya.

Kemunculan para kandidat tersebut dengan mulai melakukan kampanye – kampanye politik guna menarik simpati calon pemilih, terutama pemuda dan pemilih pemula yang merupakan sumber utama basis pemenangan para calon.

Selain itu, para kandidat para Bacabup Sampang mulai turun gunung dan blusukan ke desa-desa untuk melihat kondisi daerahnya dan menjumpai setiap konsituennya, tidak luput juga mendatangi tokoh-tokoh masyarakat dan para ulama’ untuk mencari dukungan pada penyelenggaraan pilkada 2018 mendatang.

Peran Pemuda Sampang dalam Pilkada 2018

Ditenggah munculnya para Bacabup Sampang. Disisi lain, tampak beberapa pemuda Sampang pun sudah mulai membentuk kelompok-kelompok untuk mendukung calon tertentu yang tampaknya sangat terorganisir dan masif menggalang kekuatan di Pilkada Sampang 2018.

Dalam perspektif demokrasi, demikian dianggap wajar karena akan sangat berbahaya ketika pemilih pemula ataupun masyarakat sudah apatis terhadap pilkada yang di selenggarakan dengan jumlah dana sangat besar.

Namun pemuda hari ini harus pintar memilah dan memilih pemimpin dan punya alasan kuat yang bisa dipertanggung jawabkan, sehingga masyarakat tidak merasa diberikan ramuan janji kosong yang dilontarkan disetiap panggung-panggung kampanye.

Tim sukses para kandidat ataupun kelompok-kelompok pendukung tertentu diharapkan bukan sekedar sosialisasi sebatas pemenangan pilkada, tetapi harus mampu mencerdaskan untuk kemaslahatan bersama.

Hemat saya, asas dari keadilan itu kemaslahatan. Gerakan pencerdasan politik oleh kaum muda ini sangat penting mulai dari gerakan di media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya. Metodologi ini sangat cocok untuk membangunkan kembali pemuda apatis yang acuh terhadap kondisi negeri.

Era demokrasi seperti sekarang, pemuda harus mengambil peran penting dalam memajukan bangsanya, termasuk daerahnya sendiri. Partisipasi pemuda di pilkada sangatlah penting. Oleh sebab itu, masyarakat awam perlu diajarkan cara mencermati rekam jejak, visi-misi dan program yang ditawarkan sebagai referensi pemilih.

Anjurkan memilih yang mumpuni, bukan hanya sebatas populer dan terkenal. Apalagi memimpin kabupaten yang masuk dalam kategori daerah tertinggal dengan beragam persoalan sosial, politik dan ekonomi tentu saja dituntut tampilnya pemimpin yang bekerja sungguh-sungguh, bukan hanya mengedepankan kelompok elit politik saja.

Pemimpin Untuk Kemajuan Sampang

Tantangan kaum muda Sampang kedepan tidak hanya mengantarkan calonnya sampai ke kursi kekuasaan, melainkan mengawal setiap proses kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah. Masalah banjir misalnya yang selalu terjadi dalam setiap musim hujan, adalah miniatur dari kompleksitas persoalan yang terjadi di Sampang.

Termasuk juga reformasi birokasi adalah kebutuhan mendesak yang mesti dilakukan untuk mewujudkan good governance dan melakukan pembaharuan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Sampang.

Pilkada yang akan dilaksanakan 2018 mendatang, tentu saja diharapkan mampu melahirkan pemimpin yang berkualitas dan profesional, dan mempunyai grand design pembangunan dalam rangka memajukan Kabupaten Sampang dikancah nasional. Sehingga tidak perlu ada kasak-kusuk sakit hati di telinga masyarakat karena kesalahan memilih pemimpin.

Tanpa bemaksud menyinggung siapapun, ini hanya sebagai renungan bersama bagi masyarakat Sampang agar tidak tergiur politik uang (money politic) ketika mendekati pemilihan. Karena dalam beberapa momen pilkada manapun, tingkat elektabilitas calon sangat ditentukan seberapa besar uang yang dikeluarkan masing-masing calon.

Sekalipun tanpa disadari kita sudah dibudayakan sogok menyogok sebagai pelicin kekuasaan. Kaum muda hari ini harus berani menangkal dan mencegah politik uang. Mengutip quotes dari Tan Malaka. “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda”.

Penulis adalah : Putra daerah Sampang, Jawa Timur, dan Aktifis Lembaga Advokasi Mahasiswa (LAM), serta Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

BERITA TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

TERPOPULER

KOMENTAR