Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan kita besok, terutama nanti setelah kita memasuki usia tua. Kehidupan kita sekarang bisa jadi bertolak belakang dengan kehidupan kita waktu tua nanti. Seperti kehidupan yang dialami Mbah Dari (76 th) dan Ibu Sumiatun (53 th) yang harus tinggal sebatang kara di masa tuanya, karena sudah tidak memiliki keluarga sama sekali.
Mbah Dari warga Rt/w. 09/03 Desa Bubulan, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hidup sebatang kara setelah ditinggal mati suaminya, dan tidak mempunyai putra dan harta. Dia tinggal di gubug kayu yang sudah reyot, itupun bantuan dari warga sekitar yang hanya diterangi lentera (ublik) pada waktu malam hari. Bahkan lebih memprihatinkan karena kondisi tubuhnya yang sudah sakit – sakitan.
Begitupun nasib serupa, dengan kondisi hampir mirip dialami oleh Ibu Sumiatun, yang juga tinggal di desa Bubulan namun beda Dukuhan saja. Kondisi ini benar – benar miris menyayat jiwa, mereka hidup miskin, sakit – sakitan di masa tuanya tanpa harta dan ditemani anak maupun keluarga yang memperhatikan nasibnya.
Sementara itu, setelah ada laporan relawan, pihak Lembaga Amil Zakat Nasional – Lembaga Manajemen Infaq (LAZNAS LMI) Cabang Bojonegoro yang selalu berkomitmen memperhatikan nasib masyarakat lemah, segera menyambangi mbah Dari dan Ibu Sumiatun di kediamanya, dan memberikan santunan untuk menyambung hidupnya.
”Kami sangat prihatin dengan kondisi yang dialami mereka, mudah-mudahan bantuan sekedarnya dari LAZNAS LMI Bojonegoro ini bisa sedikit meringankan beban hidup mbah Dari dan ibu Sumiatun,” ucap Kepala Kantor Layanan LMI Bojonegoro, Resma Edhi Satria usai memberi santunan dilokasi, Jum’at (30/12/2016).
Meski dengan bantuan sekedarnya, lanjut Resma. Bahwa harapan LMI Bojonegoro yang terpenting adalah, mereka merasa masih ada memperhatikan nasibnya. Hal ini terliat saat Mbah Dari dan Ibu Sumiatun setelah menerima santunan, mendoakan seluruh donatur LMI Bojonegoro agar diberi kesehatan serta diberi kelancaran rejeki. *[JP]