Oleh : Ririn Wulandari
Kemacetan lalu lintas (Lalin) sudah menjadi masalah bangsa Indonesia. Padatnya transportasi di jalan raya menyebabkan terjadinya kemacetan. Kemacetan terjadi bila kondisi Lalin di jalan raya mulai tidak stabil. Kecepatan operasi menurun relative cepat, akibat adanya hambatan yang timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil.
Sedang Lalin itu tergantung pada kecepatan jalan, dimana banyaknya kendaraan yang ingin bergerak tetapi kalau kapasitas jalanya tidak bisa menampung, maka lalin yang ada akan terhambat, inilah kemacetan yang biasa kita alami, khususnya di kota-kota besar di Indonesia, seperti di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan data sekunder dari Dishub Kota Surabaya, Jatim. Meliputi hasil analisa kecepatan ruas jalan dua arah dengan menggunakan metode Moving Car Observation tahun 2014, kecepatan rata-rata kendaraan di kota Surabaya tahun 2010-2014, dan volume kendaraan di jalan A.Yani dan Raya Darmo Surabaya.
Kemacetan di kota Surabaya ini, disebabkan oleh semakin banyaknya atau bertambahnya volume kendaraan di setiap tahunnya, yang sudah tidak seimbang dengan kapasitas jalan, dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum juga masih kurang.
Hal tersebut diatas disebabkan karena transportasi umum di kota Surabaya belum sepenuhnya memenuhi standar, dan masih banyak yang tidak layak digunakan sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, ditambah banyak masyarakat yang tidak tertib berlalin, banyaknya PKL yang memakan badan jalan dan juga kemacetan disebabkan karena kurangnya pengaturan dari polantas pada titik kemacetan pada saat jam macet.
Penyebab Kemacetan Lalu Lintas Jalan Raya dan Dampaknya
Salah satu permasalahan yang dijumpai di kota-kota besar adalah pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu rata rata di atas 3%. Di sisi lain pembangunan infrastruktur atau pertambahan jumlah dan lebar jalan sangat kecil kurang lebih dibawah 1% per tahunnya.
Ketidak seimbangan antara jumlah lalin dan prasarana jalan akan menimbulkan titik kemacetan. Masalah kemacetan lalin seringkali terjadi pada kawasan yang mempunyai intensitas kegiatan dan penggunaan lahan yang tinggi. Selain itu, kemacetan lalin terjadi karena volume lalin yang tinggi yang disebabkan bercampurnya lalin menerus, yaitu lalin regional dan lokal.
Penyebab kemacetan di jalan raya disebabkan oleh perilaku pengemudi Angkotan Kota atau Angkot adalah salah satu moda transportasi yang sering digunakan masyarakat Indonesia.
Tetapi angkot juga sering menjadi penyebab kemacetan yang terjadi, karena sering berhenti mendadak untuk menurunkan dan menaikkan penumpang atau mengerem pada tempat yang dilarang. Selain itu, banyaknya persimpangan jalan baik sebidang maupun tidak sebidang juga menjadi penyebab kemacetan
Dampak negatif besar yang langsung dirasakan dari kemacetan, diantaranya adalah Karbon Monoksida yang berbahaya bagi kesehatan karena gas buang kendaraan langsung masuk ke dalam lingkungan jalan raya yang sering dekat dengan Masyarakat.
Dengan demikian masyarakat yang tinggal atau yang melakukan kegiatan di sekitar jalan yang padat lalin kendaraan dan mereka yang berada di jalan raya seperti pengendara bermotor, pejalan kaki, Polisi lalin, dan penjaga makanan sering kali terpapar oleh bahan pencemar yang kadarnya cukup tinggi.
Solusi Kemacetan Lalu Lintas Jalan Raya
Solusi pemerintah untuk mengatasi gas buang kendaraan, Â ialah menggunakan system transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada system transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi, pemerintah juga segera memenuhi komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.
Begitu pula, pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan masal seperti bus dan kereta api diperbanyak. Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum, sebab semakin tua kendaraan semakin besar pula potensi untuk member kontribusi polusi udara.
Hal terpenting lainnya adalah pemerintah juga melakukan penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir jalan terutama yang lalinnya padat, serta di sudut-sudut kota juga dapat mengurangi polusi udara.
Selain itu, Pemerintah harus meningkatkan fasilitas untuk pejalan kaki atau jembatan penyebrangan. Karena jembatan penyebrangan merupakan salah satu titik vital dalam mengatasi kemacetan, selain berfungsi sebagai tempat menyebrang para pengguna jalan, jembatan penyebrangan juga tidak menyebabkan arus lalin menjadi tidak teratur, serta Mengubah system arus lalin kendaraan.
Dalam mengubah system arus lalin bisa dijadikan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan, hal ini disebabkan karena beberapa ruas jalan bisa dialihfungsikan untuk hal-hal lain, misalnya demonstrasi masyarakat. Atau juga pengalihfungsian system arus lalu lintas bisa juga disebabkan karena padatnya volume kendaraan yang menuju arah tertentu.
Sekali lagi menurut penulis, bahwa kemacetan merupakan masalah bersama baik dari masyarakat pejalan kaki, pengguna kendaraan dan pemerintah. Untuk itu, penulis berharap masyarakat pejalan kaki sebaiknya jalan pada tempatnya dan menyeberang di tempat penyeberangan yang telah tersedia.
Sementara bagi masyarakat pengguna kendaraan lebih taat peraturan lalin, dan bagi pemerintah harus menerapkan kebijakan mengenai pembatasan jumlah kendaraan pribadi tiap tahunnya agar seimbang dengan kapasitas jalan dan pemerintah juga harus memperbaiki sistem transportasi umum agar lebih layak digunakan.
Selain itu penulis juga berharap, pemerintah perlu menerapkan tarif parkir pusat kota yang mahal agar banyak masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi umum ketimbang transportasi pribadi. Selain itu, adakanlah jalan utama yang bebas sepeda motor dan pusat keramaian kota jangan hanya berada pada satu titik.
Penulis adalah : Mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).