Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Akibat intensitas hujan yang tinggi sepanjang hari di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2007 silam, maka Bojonegoro alami Bencana alam banjir yang membawa dampak kerusakan bagi Desa yang ada di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo.
Sementara menurut perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada bulan Oktober hingga Desember 2016 ini, di wilayah Bojonegoro akan mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
Demikian disampaikan Bupati Bojonegoro, Drs. H. Suyoto, M.Si., dalam pengarahannya dalam rangka Open Government Partnership (OGP), dan kesiapan penanggulangan bencana, di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Kamis (20/10/2016).
Menurut Kang Yoto, sapan akrab Bupati Bojonegoro, bahwa dengan potensi curah hujan yang lebih tinggi dari tahun 2007 itu, dapat memicu tanah longsor dan angin puting beliung. Untuk itu, diperlukan kesiapan dalam menghadapi bencana tersebut.
“Sehingga semua pihak diharapkan mengetahui dan bisa memprediksi, serta mengambil langkah-langkah preventif. Jika bencana terjadi, dapat segera dilaporkan kejadiannya serta dilakukan penanganannya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait Open Government Partnership (OGP) Kang Yoto menyampaikan, bahwa untuk mendukung OGP tersebut menggunakan alur sistem open data contrac. Yang mana data tersebut dapat diakses oleh publik, agar tercipta keterbukaan untuk percepatan pembangunan. Sehingga, pelanggaran dapat diperkecil.
Tampak hadir dalam acara yang diikuti Muspika dan Kades se-Bojonegoro, diantaranya Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf M. Herry Subagyo, Kapolres AKBP Wahyu Sri Bintoro, Wabup, Wakil Ketua DPRD dan Kalaksa BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo. *[JP]