Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Bertempat di ruang Angling Dharma kompleks Pemkab Bojonegoro, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Bojonegoro menggelar sosialisasi pengelolaan sungai kepada aparat dan masyarakat, Selasa (20/9/2016).
Sosialisasi yang mengundang 56 perwakilan elemen bantaran sungai terdiri dari aparatur desa, komunitas, instansi terkait dan ormas ini, bertujuan meningkatkan kembali kesadaran gotong royong masyarakat dalam program gerakan pengurangan risiko bencana di Bengawan Solo.
“Kita wajib menjaga sungai, dengan tidak membuang sampah sembarangan maupun limbah industri, karena hal tersebut selain dapat mencegah banjir, juga menjaga keberlanjutan lingkungan ekosistem sungai,” demikian sambutan Asisten I Pemkab Bojonegoro, Djoko Lukito.
Selain itu, Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo dalam sosialisasi ini menjelaskan tentang mitigasi bencana banjir dan berkampanye pengurangan indeks resiko bencana berbasis komunitas, yang merupakan salah satu program yang digalakan oleh BNPB Pusat
“Melihat kondisi sungai di Kabupaten Bojonegoro, banyak yang salah pemanfaatan. Mulai dari menjadi tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah sampai dengan penambangan pasir yang dilakukan oleh masyarakat. Semoga kegiatan ini dapat memberi solusi terbaik,” katanya.
Selanjutnya, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno menyampaikan bahwa sesudah sosialisasi akan diadakan sekolah sungai, pada tahap awal diikuti 30 orang untuk ciptakan komunitas sungai, sebagai relawan gerakan pengurangan resiko bencana.
“Program sekolah sungai tahun ini dilakukan di tiga sungai, yakni Sungai Brantas Jawa Timur, Sungai Citarum Jawa Barat, dan Sungai Bengawan Solo. Daerah-daerah tersebut nanti sebagai daerah percontohan pengelolaan sungai,” ujar Sukirno.
Sementara itu, puncak rangkaian kegiatan ini pada akhir Oktober 2016 mendatang, BPBD Bojonegoro rencananya akan menggelar Apel akbar 1000 orang Relawan dan Bersih-Bersih Sungai di kawasan Bendung Gerak Bengawan Solo. *[JP]