Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Tahu telur adalah dadar tahu (Tofu omelette), yaitu tahu putih dipotong dadu dan digoreng dalam kocokan telur ayam, serta merupakan makanan tradisional di Jawa Timur sejak tahun 1940-an. Sedangkan Numani merupakan nama warung makan di Jl. dr. Cipto (Depan Praktek Dokter Farid) Mojokampung – Bojonegoro, setelah pindah dari depan SMPN 2 Jalan Dr. Wahidin Bojonegoro dan . Numani berasal dari kata tuman, bahasa jawa yang artinya “ketagihan”.
Jadi tujuan warung diberi nama Tahu Telur Numani, harapannya setelah pembeli merasakan menu makanan yang ada di Warung Numani akan datang kembali karena ketagihan rasanya yang enak namun dengan harga merakyat.
Tahu Telur Numani yang dikelola oleh Bu Kus berdiri sejak tahun 2012 ini, telah mempunyai langganan dari berbagai kalangan, mulai dari anak sekolah/mahasiswa, tukang becak, pegawai sampai pengusaha dan lainnya. Karena Harganya merakyat, untuk tahu telur saja cuma Rp. 10.000 seporsi, dan lontong sayur Rp. 3.500.
“Tahu Telur Numani ini adalah masakan tradisional yang sudah ditekuni keluarga dan akan kami pertahankan ditenggah serbuan makanan-makanan modern,” ujar Bu Kus saat ditemui Bengawanpost, Jum’at (01/04/2016).
Bu Kus menambahkan, bahwa Warung Numani yang buka mulai pukul 17.00 ini, selain menyediakan menu andalan Tahu Telur, juga menyediakan tahu lontong, lontong sayur, lontong kikil dan aneka gorengan yang rasanya juga akan menjadikan pelanggan jadi tuman juga.
“Ada orang tidak suka gorengan ote-ote, tidak doyan tempe embus, namun setelah mencicipinya dan tahu rasanya enak, sekarang tiap hari datang ke warung, begitu juga dengan Tahu Telur Numani jadi ketagihan.. Alhamdullilah,“ tambah Bu Kus.

Disampaikan pula, untuk penyajian Tahu Telur Numani bisa dengan lontong maupun nasi putih, lalu ditaburi tauge kukus, rajangan seledri dan disiram bumbu kacang tanah selanjutnya diberi kecap manis juga taburan bawang merah goreng serta kerupuk putih khas Bojonegoro yang gurih rasanya/rempeyek udang.
“Tingkat kepedasan bumbu bisa disesuaikan permintaan pelanggan, mulai dari yang tidak pedes (tanpa cabai) atau pedes sekali (20 biji cabai) akan tetap dilayani. Bahkan saat kelarisan, pukul 19.30 warung sudah tutup, sehingga pelanggan yang lain ga keduman alias tidak kebagian,” Pungkas Bu Kus.
Itulah info kuliner legendaris Jawa Timur, jadi bagi para peminat kuliner jika berada di Bojonegoro, mampirlah dan rasakan sensasi Tahu Telur Numani di Warung Numani tersebut. *[Min / JP]