Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Telah terlaksana seminar Population Goes To Campus (PGTC) dengan tema “Memperkuat komitmen para akademisi dalam menjawab tantangan kependudukan di era Sustainable Development Goals (SDGs)” pada jam 09.00 hari senin (14/03/2016) yang bertempat di Auditorium IKIP PGRI Bojonegoro. Seminar ini diadakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur bekerjasama dengan Koalisi Kependudukan Bojonegoro dan BEM IKIP PGRI Bojonegoro.
Acara ini dihadiri 300 peserta yang terdiri dari Koalisi kependudukan Bojonegoro dan Mahasiswa Perguruan Tinggi (PT) se-Bojonegoro, dengan mengundang beberapa narasumber. Drs. Soehadi Moejiono, MM selaku Sekda Bojonegoro atau pengarah koalisi kependudukan Bojonegoro, Fonny Indri Hartanty, S.Psi, M.Psi selaku Kasubid Kerjasama pendidikan kependudukan dan perwakilan BKKBN Jawa Timur dan Sri Minarti selaku Dewan Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.
Dokter Anik Yuliarsih selaku ketua BPPKB Kebupaten Bojonegoro, dalam sambutannya menjelaskan tentang tujuan diadakannya kegiatan ini. “Kami akan melakukan kegiatan ini setiap tahun dengan sasaran mahasiswa beserta civitas akademika PT se-Bojonegoro, tujuannya membentuk komitmen PT dalam memahami wawasan kependudukan, dan PT tersebut didorong untuk menggalang komitmen masyarakat Bojonegoro serta melakukan kajian-kajian tentang kependudukan, agar dapat meningkatkan komitmen operasional kependudukan, keluarga berencana beserta pembangunannya,” ujar dr.Anik.
Sesudah acara pembukaan dilanjut dengan seminar, dalam pemaparan narasumber pertama, Drs. Soehadi Moejiono, MM., menfokuskan peningkatan SDM kependudukan yakni dengan membentuk modal social. “Kebijakan Pemkab Bojonegoro yakni akan terus meningkatkan kualitas pendidikan kependudukannya terutama dengan membentuk modal social (social capital) dengan tepat sebagai salah satu pilar pembangunan Bojonegoro. Dan kebijakan itu sudah tertuang di RPJP 2005-2025 dan RPJMD 2008-2018,” papar soehadi.
Kemudian dilanjutkan Fonny Indri Hartanty, S.Psi, M.Psi., yang menjelaskan di era MEA dan SDGs ini kebijakan pembangunan harus berwawasan kependudukan yang besifat population influencing yakni mempengaruhi masyarakat untuk lebih baik kondisinya. ”Kabupaten Bojonegoro sebagai kota migas ini akan punya dampak terhadap kondisi lingkungan dan social ekonomi, maka dari itu dibutuhkan wujud kongret pembangunan berwawasan kependudukan dari pemerintah yang berorientasi pada kualitas masyarakat dan bisa diakses semudah mungkin dan sebanyak mungkin oleh masyarakat,” jelas Fonny.
Senada dengan Fony, narasumber lainnya Sri Minarti, menuturkan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di kabupaten Bojonegoro yakni dengan merumuskan visi misi yang menjamin lulusan mampu bersaing di pasar global. “Perguruan tinggi harus bekerja keras dan konsisten dalam pembenahan kualitasnya dari internalnya sesudah itu, selanjutnya lakukan program dan kerjasama dengan fihak terkait dalam mewujudkannya,” tutur Minarti.
Untuk bisa mewujudkan pemaparan para narasumber ini, dapat disimpulkan bahwa semua fihak harus fokus dulu untuk membangun empat pilar pembangunan keluarga, yakni; Pertama, Pendewasaan usia perkawinan. Kedua, Pengaturan kelahiran. Ketiga, Pembinaan ketahanan keluarga. Dan keempat, Pemberdayaan ekonomi keluarga. Akhirnya seminar ini berakhir jam 13.00 (14/03/2016) dan suasana pesertanya sangat antusias, dengan banyaknya peserta mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya kegiatan ini diadakan di beberapa perguruan tinggi se-Bojonegoro, diantaranya di Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro pada hari ini selasa (15/03/2016). *[JP]