Suaraairlangga.com, Bojonegoro – Pada hari Rabu (09/03/2016) terjadi gerhana matahari total di hampir wilayah seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, sejak jam 06.19 WIB sampai beberapa waktu terjadi gerhana matahari, dan akhirnya matahari bersinar kembali.
Dengan kejadian langka ini, ada berbagai cara yang dilakukan masyarakat. Mulai sekedar berkumpul melihat gerhana, sampai kerjakan sholat gerhana matahari, seperti di Masjid Nurul Falah Kelurahan karangpacar, Kabupaten Bojonegoro, Rabu (09/03/2016) jam 06.30 WIB.
Sholat gerhana di masjid ini tak hanya diikuti warga sekitar, namun diikuti juga Santri TPQ Nurul Falah dan wali santrinya. Mereka khususnya Santri TPQ Nurul dengan penuh antusiasnya berbondong-bondong ke masjid untuk diberi pengarahan pelaksanaan sholatnya.
Menurut Ketua TPQ Nurul Falah, Bapak Ngaijan, yang bertindak sebagai Imam dan Khotib menyampaikan dalam khutbahnya, bahwa gerhana ini merupakan fenomena alam, dimana bumi dengan bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus, dan sholat gerhana merupakan sunnah Rasulullah yang berhukum sunnah Muakad.
“Gerhana tidak ada hubungannya dengan hal mistis seperti keburukan, datangnya malapetaka, musibah dan sebagainya. Justru dengan adanya gerhana inilah merupakan suatu tanda betapa Maha besarNya Allah SWT. Oleh karena itu ketika gerhana, Rasulullah mengajak Ummatnya untuk melaksanakan sholat gerhana dua rakaat,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Ustadz Sugeng H.S., menurutnya, “Maksud dan tujuan Sholat gerhana ini untuk melihat kebesaran Allah, juga mensyukuri Nikmat Allah kepada kita, dan sebagai pembelajaran santri TPQ agar mereka mengetahui tata cara sholat gerhana dan melihat fenomena alam,” ujar Ustadz yang sehari-hari mengajar di TPQ Nurul Falah ini.
Ustadz Sugeng menjelaskan pula, bahwa pelaksanaan sholat gerhana yang mengajak santri TPQ Nurul Falah memiliki tujuan khusus untuk mendidik mereka menghadapi era globalisasi ini, yakni untuk menanamkan nilai-nilai kekhusyukan religius sejak dini ditengah semakin memudarnya nilai-nilai tersebut akibat kuatnya pengaruh “sekulerisme dan matrialisme”.
“Kami berharap setelah diadakan sholat gerhana ini, dimasa mendatang mereka semakin meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT, semakin pintar beragama, mengetahui kewajibannya sebagai ummat islam, dan mampu membentengi diri ditengah-tengah derasnya arus tantangan jaman yang di dominasi sikap sekulerisme dan matrialisme,” pungkasnya. *[JP]